Jumat, 13 Januari 2017

Perkembangan Teknologi Telematika Berbasis Internet

1. Pengertian Telematika

Kata TELEMATIKA, berasal dari istilah dalam bahasa Perancis "TELEMATIQUE" yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Pertama kali memperkenalkan kata ini adalah penulis buku berjudul “L’informatisation de la Societe” yaitu Simon Nora dan Alain Minc pada tahun 1978. Istilah telematika dari segi hukum adalah perkembangan sistem elektronik berbasis digital antara teknologi informasi dan media yang awalnya masing – masing berkembang secara terpisah. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS" sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication.

Istilah Telematics juga dikenal sebagai "the new hybrid technology" yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah "konvergensi". Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu. Menurut Wikipedia, Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika.
Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang,contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatantelekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics)

2. Perkembangan Telematika

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah TELEMATIKA kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi TELEKOMUNIKASI, MEDIA dan INFORMATIKA yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi TELEMATIKA kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau {the Net}. Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.

Mengacu kepada penggunaan dikalangan masyarakat telematika Indonesia (MASTEL), istilah telematika berarti perpaduan atau pembauran (konvergensi) antara teknologi informasi (teknologi komputer), teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia, bahkan ke seluruh angkasa, serta terlaksana dalam sekejap. Kecepatan transmisi elektromagnetik adalah (hampir) 300.000 km/detik, sehingga langsung dikirim begitu sampai, memungkinkan orang berdialog langsung, atau komunikasi interaktif.

3. Perkembangan Telematika di Indonesia

Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.
Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.

3.1 Masa Pra-satelit


3.1.1 Radio dan Telepon


Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.

Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.

Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.

Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.

Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.

3.1.2 Televisi


Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.

Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.

Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.

Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.

3.2 Masa Satelit


3.2.1 Satelit Domestik Palapa


Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).

Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.

Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.

Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.

Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.

3.2.2 Dampak Setelah Adanya Satelit Palapa


Dengan semakin bergantungnya Indonesia pada teknologi satelit, muncullah sejumlah perusahaan yang bergerak dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC (milik Iskandar Alisjahbana), LEN (milik Kayatmo), PT. INTI. Setelah periode itu, aspek bisnis di dunia telekomunikasi mencuat. Inovasi lebih banyak terjadi pada penyediaan layanan, sementara pengembangan teknologi untuk komponen berkurang.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di tahun 1988 membuat kebutuhan telekomunikasi melonjak secara drastis. Untuk memenuhi kebutuhan telepon yang melonjak, disadari pemerintah perlunya perubahan regulasi, yang kemudian membuahkan UU no. 3 tahun 1989 tentang pengertian telekomunikasi yang diperluas hingga mencakup alat pengiriman data seperti facsimile dan telex, dan lain-lainnya.

Sebelum lahirnya UU ini, Telkom dan Indosat disebut sebagai badan penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan seluruh jejaring dan layanan jasa. Dampak positif dari berlakunya UU tersebut adalah mulai masuknya pihak-pihak swasta dengan modal yang besar, walaupun dalam skala usaha yang terbatas.

Mereka datang dengan membawa teknologi baru, tenaga ahli, manajemen yang baru. Ini semua kemudian menciptakan iklim usaha yang baru dalam penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Dengan terlibatnya pihak asing dalam pengadaan dana, teknologi dan menejemen, perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi sekitar tahun 1990-an dan dampaknya terlihat mulai tahun 1991 khususnya terlihat jelas bahwa jangkauan telekomunikasi di Indonesia menjadi bertambah luas.

Perkembangan teknologipun berkembang pesat, mulai dari pesawat telepon manual ke otomatis, dan dari analog menjadi digital. Pada gilirannya perkembangan ini menuntut adanya pengaturan infrastruktur dan standarisasi peralatan. Tak lama kemudian masuklah teknologi mobile-telecommunication.

Berkembanglah pemakaian handphone yang bardampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kabel. Menarik untuk dicatat bahwa di era serbuan bisnis telekomunikasi itu, ternyata kaidah dan aturan bisnis professional tidak sepenuhnya diikuti.

Sementara itu faktor politik tampaknya justru mengambil peranan penting. Kala itu terjadi campur tangan bisnis dari “Keluarga Cendana” yang mengambil peranan sebagai mitra bisnis PT Telkom dan Indosat yang kemudian diikuti oleh krono-kroni mereka seperti Liem Sio Liong melalui “Sinar Mas”- nya dan lain-lain. Di era emas telekomunikasi itu, tumbuh dorongan kuat agar Bank Indonesia membuka pintunya lebar-lebar bagi pihak swasta asing.

Bahkan mereka menginginkan adanya privatisasi Telkom dan Indosat dalam penyelenggaraannya. Dampak dari dorongan ini mencuatnya pandangan bahwa regulasi yang ada sudah tidak memadai lagi. Di sekitar tahun 1996, mulailah disusun rencana untuk meninjau kembali UU No. 3 tahun 1989.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam review ini adalah :
  1. Perkembangan teknologi tahun 1995-1996 itu berbeda sekali dengan di tahun 1990. ini terutama terjadi akibat konvergensi teknologi, sebagai fungsi dari berbagai jenis jasa berubah dan timbul jasa-jasa baru yang perlu diakomodasikan. Konvergensi teknologi bahkan memungkinkan teknologi dipadu dengan broadcasting, sehingga timbullah telematika, teleinformatika, teknologi informasi dan lain-lain yang menuntut kebijakan dan peraturan yang baru
  2. Perkembangan teknologi informasi dan broadcasting itu ternyata tidak hanya berpengaruh pada masalah politik, dalam artian berita, tetapi juga iklan yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Lebih jauh lagi dengan berkembangannya telebanking, telekumunikasi sebelumnya dilihat hanya sebagai public utility, kini berubah menjad bisnis opportunity.
  3. Globalisasi ekonomi menciptakan suasana kompetisi yang semakin ketat. Ini menuntut penyelenggaraan telekomunikasi dengan kualitas layanan yang semakin tinggi.
Setelah satelit Palapa mengorbit, jangkauan telekomunikasi Indonesia bisa meliputi seluruh nusantara, dan bahkan ke luar wilayah nusantara. Satelit telekomunikas itu kemudian bisa dimanfaatkan bukan untuk telepon tetapi juga untuk berbagai macam keperluan lain seperti, pengiriman facsimile, telex, dan pengiriman berbagai informasi dalam bentuk lain termasuk broadcasting. Setelah perkembangan itu semua terwujud, masyarakat melihat pentingnya peranan telekomunikasi bagi kehidupan suatu bangsa.

3.2.3 Nusantara 21


Perkembangan satelit dipacu lebih lanjut dengan diresmikannya “Nusantara 21” (N21) oleh presiden RI pada tanggal 27 Desember 1996. Menggelindingnya N21 menjadi masukan utama untuk pembentukan Tim koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) melalui Kepres No. 30 tahun 1997. Tugas TKTI menurut Inpres No.6 tahun 2001 tentang pengembangan dan
Pendayagunaan Telematika di Indonesia adalah :
  1. Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori program aksi dan inisiatif untuk meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika Indonesia serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya,
  2. Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya yang ada di Indonesia guna mendukung keberhasilan pelaksanaan semua arah pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika, melaksanakan forum untuk membangun consensus antar pihak-pihak terkait di sector pemerintah dan swasta, serta akses mengakses pengalaman internasional dalam mengembangkan sistem infrastruktur infomasi nasional.
Tim ini diketuai oleh Menko Produksi Industri Strategis (Ginanjar Kartasasmita), wakil ketua Menparpostel, beranggotakan tujuh menteri departemen (Menkeu, Menhankam, Menpen, Mendagri, Menperindag, Menaker, dan Mendikbud) serta lima menteri negara (Mensesneg, Menristek, MenPAN, Menivest, Men-PPN).

Visi N21 adalah menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).

Konsep N21 merupakan jawaban atas tantangan globalisasi komunikasi dan informasi berupa jaringan komunikasi terpadu. N21 menggunakan kerangka pendekatan, antara lain, (a) Memanfaatkan semua teknologi yang dapat mendukung pembangunan di semua sektor; dan (b) membentuk suatu jaringan maya informasi atau adi marga informasi (virtual information network atau anformation superhighway) yang menghubungkan seluruh pelosok tanah air.

Dengan dikembangkannya N21 maka pada tahun 2000 atau memasuki abad 21 seluruh kecamatan di Indonesia akan mempunyai akses ke semua teknologi komunikasi dan computer (K-2) dalam suatu jaringan terpadu yang didukung oleh 11 sistem satelit komunikasi. Sekarang ini baru ada tiga sistem satelit yang beroperasi, yaitu PSN dengan Palapa 1. telkom dengan Palapa B4 dan B 2R, dan satelindo dengan Palapa C 1 dan C 2. Pengembangan infrastruktur fiik mengandung tiga kemungkinan penggunaan, yaitu : (1) Adiguna Marga Kepulauan (Archipelagic Super Highway), (2) Kota Multimedia (Multimedia Cities); dan (3) Nusantara Multimedia Community Acces Centers ( Pusat Akses Masyarakat Multimedia Nusantara).

Tim Koordinasi Telematika Nasional secara paripurna merumuskan cetk biru pengembangan telematika yang mencakup tiga kelompok utama, yaitu infastruktur, aplikasi, dan sumber daya.

  • Infrastruktur

Menurut Jonathan L.Parapak (Presiden komisaris PT.Indosat) dalam http://www.bogor.net, perkembangan infrastruktur ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kebijakan nasional sector telekomunikasi, regulasi sector, kondisi ekonomi makro, kemampuan para pelaku nasional. Pada tatanan kebijakan patut dicatat beberapa kemajuan yang sangat penting, antara lain diundangkannya UU tentang Telekomunikasi no. 36 tahun 1999 dan dikeluarkannya cetak biru kebijaksanaan tentang telekomunikasi di Indonesia tanggal 20 Juli 1999.

Pada tatanan regulasi telah dicapai beberapa perkembangan penting antara lain dimungkinkannya pern swasta dan masyarakat yang semakin tinggi dalam pengembangan regulasi yang telah terwujud dalam penetapan tariff dan interkoneksi standard, dan lain-lain. Pada tatanan penyelenggaraan kondisi monopoli dan duopoli yang masih menghambat peran swasta dan masyarakat lebih besar, keadaan ekonomi yang baru tumbuh sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.

Dalam kondisi ini, kelihatannya sasaran pembangunan infrastuktur baik adimarga informasi, multimedia city akan mengalami penundaan. Namun demikian perlu dicatat bahwa PT.Telkom telah berupaya membangun lingkar-lingkar adimarga kepulauan dan infrastruktur multimedia di Jakarta. Infrastruktur informasi telah maju selangkah dengan beroperasinya satelit Telkom 1.

Salah satu aspek yang penting adalah pemanfaatan secara optimal infrastruktur yang ada. Tampaknya perlu dikembangkan kebijaksanaan baik pada tingkat pemerintah maupun pada tingkat penyelenggaraan agar investasi yang telah dilakukan dapat termanfaatkan dengan berdaya guna dan berhasil guna bagi berbagai komponen masyarakat, baik pendidikan, layanan kesehatan, pemerintahan maupun kegiatan bisnis.

  • Aplikasi Telematika

Aplikasi telematika Indonesia terfokus pada pemberdayaan aparatur negara, pemerkayaan hidup masyarakat (telemedik, telekarya, pendidikan), penciptaan daya saing bisnis (perbankan,pos,pariwisata,manfaktur), pembangunan informasi dasar dan aplikasi telematika perlu dilihat dari tatanan kebijakan, regulasi, dan penyelenggaraan yang di manfaatkan masyarakat.

Dari sudut pandang kebijakan tampaknya belum terasa perkembangan yang menonjol. Isu kelembagaan masih banyak diperbincangkan, UU yang terkait dengan atau tentang telematika (cyber law) masih jauh dari harapan. Beberapa aspek regulasi yang mendesak, misalnya pengaturan secure transaction, public ke infrastructure registration authority, electronic payment, certification authority masih belum dilaksanakan.

Namun, perhatian pada perlindungan hak kekayaan intelektual semakin tinggi dan upaya untuk memantapkan regulasi semakin mendapat perhatian dari berbagai pihak. Di lapangan dapat dicatat perkembangan yang menggembirakan dengan semakin meluasnya homepage, berkembangnya aplikasi seperti E-commerce, E-Banking, E-Brokerage, dan lain-lai.

Sektor pemerintah nampaknya berkembang lamban karena kendala keuangan dan sumber daya manusia. Beberapa kelompok usaha seperti PT. Telkom, Indosat, Lippo e nett, nampaknya semakin giat untuk mengejar ketertinggalan masyarakat kita di bidang aplikasi. Aplikasi seperti E-government, tele-education, telemedicine masih dalam taraf mula yang perlu di dorong berbagai pihak.

  • Sumber Daya Telematika

Dalam bidang sumber daya , diarahkan pada pengembangan SDM, industri dalam negeri, hukum dan perdagangan, serta kultur informasi. Secara umum dirasakan bahwa SDM di dalam negeri belum memenuhi harapan untuk berperan dalam pengembangan teknologi yang berubah begitu cepat.

Namun demikian, cukup banyak pula SDM Indonesia di bidang telematika yang bekerja di luar negeri termasuk di sentra-sentra keunggulan. Usaha berbagai pihak khusunya sector swasta, nampaknya cukup menggembirakan antara lain dikembangkannya cyber campus seperti ITB, UPH, dan lain-lain. Yang sangat memprihatinkan adalah pengembangan industri dalam negeri.

Walaupun berbagi konsep telah cukup lama di bicarakan seperti Hightech Park di Bandung, Serpong dan lain-lain sampai saat ini belum mencapai kemajuan berarti. Oleh karena itu perlu dikembangkan kebijaksanaan nasional untuk mendorong berkembangnya industri dalam negeri di bidang telematika antara lain sistem insentif.

Dalam mempromosikan visi N21, inisiasi perlu datang dari pemerintah. Namun secara bertahap dan interaktif, visi ini perlu mengakomodasi kebutuhan yang khas dari berbagai kelompok masyarakat maupun departemen. Untuk itu keterlibatan berbagai kelompokmasyarakat dalam merumuskan dan mewujudkan program-program telematika perlu ditumbuhkembangkan secara berangsur-angsur.

Hal ini pada gilirannya akan membatasi peranan pemerintah, khususnya dalam hal pengadaan dan pengelolaan kandungan informasi. Control informasi dari pemerintah justru dipandang sebagai faktor penghambat bagi upaya penyejahteraan masyarakat melalui jejaring telekomunikasi.

4. Perkembangan Telematika Dari Berbagai Aspek

4.1 E-Goverment


E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya. 

Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja.

E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.

4.2 E-Commerce


Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.

Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine - Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.

4.3 E-Learning


Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.

Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat
menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan.

Peranan web kampus atau sekolagh termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.

Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia internet.

Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e-technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.

4.4 E-Banking


Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan Telematika yang sangat pesat menjadikannya bagian dari insfrastruktur pembangunan. Sebagai bukti, Telematika dapat mempercepat transaksi dan perhitungan bisnis menjadi lebih akurat melalui e-commerce.

Hampir semua transaksi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, contohnya adalah penggunaan
internet banking yang semakin gencar belakangan ini. Internet banking atau e-banking adalah salah satu aplikasi di dunia bisnis yang berbasis internet.

E-banking didukung oleh perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan tentunya
internet. Di Indonesia sendiri, hampir semua bank sudah mempunyai aplikasi internet banking, sebagai contoh Bank BCA dengan aplikasi Klik BCA.

Adapun persyaratan bisnis untuk Internet Banking adalah :
  • Aplikasi yang mudah digunakan : implementasi agar memudahkan pengguna adalah melalui pendekatan menggunakan web browser.
  • Layanan dapat dijangkau dimana saja :dengan menggunakan internet sebagai penghubung, memungkinkan untuk aplikasi ini dapat diakses dari mana saja di dunia.
  • Murah : dengan adanya internet, biaya pengaksesan Internet Banking menjadi lebih murah.
  • Aman : untuk keamanan, dilakukan dengan menerapkan teknik kriptografi (penggunaan enkripsi dengan SSL/ Secure Socket Layer) atau VPN( Virtual Private Network) untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang.
  • Dapat diandalkan





Daftar Pustaka:

  • https://muhamadode.blogspot.co.id/2015/01/blog-post.html
  • https://diskominfo.kaltimprov.go.id/hal-aplikasi-dan-telematika.html
  • http://ajengputrirahayu.blogspot.co.id/2014/10/telematika-definisi-perkembangan-dan.html

Baca SelengkapnyaPerkembangan Teknologi Telematika Berbasis Internet

Kamis, 12 Januari 2017

GLONASS

GLONASS (Transliterasi Globalnaya navigatsionnaya sputnikovaya sistema), atau "Global Navigation Satellite System", adalah ruang berbasis sistem navigasi satelit yang beroperasi di dinas navigasi radio-satelit dan digunakan oleh Angkatan Pertahanan Aerospace Rusia. GLONASS adalah alternatif GPS dan sistem navigasi alternatif kedua dalam operasi dengan cakupan global dan kemampuan presisi yang cukup baik.
Produsen perangkat GPS mengatakan bahwa apabila kita mengintegrasikan GPS dengan GLONASS, maka dapat membuat ketersediaan satelit jadi bertambah dan ini berarti posisi kita bisa diperbaiki lebih cepat dan akurat, terutama di daerah bangunan besar yang dapat mengganggu jangkauan satelit GPS.
Smartphone umumnya cenderung menggunakan chipset GLONASS yang sama sejak versi 2015. Chip itu akan menerima informasi posisi GLONASS bersama dengan GPS. Sejak 2012, GLONASS adalah sistem pemosisi kedua yang paling sering digunakan di ponsel setelah GPS. Sistem ini memberi keuntungan bagi smartphone agar hasil pemosisian jadi lebih akurat hingga 2 meter.
Pada awalnya, pengembangan GLONASS dimulai di Uni Soviet pada tahun 1976. Pada 12 Oktober 1982, banyak peluncuran roket menambahkan satelit ke sistem sampai konstelasi selesai pada tahun 1995. Setelah penurunan kapasitas selama akhir 1990­an, pada tahun 2001, di bawah presiden Vladimir Putin, pemulihan sistem itu dibuat prioritas pemerintah atas dan pendanaan substansial meningkat.
GLONASS adalah program yang paling mahal dari Federal Space Agency Rusia yang memakan sepertiga dari anggaran tahun 2010. Pada tahun 2010, GLONASS telah mencapai cakupan 100% dari wilayah Rusia dan bulan Oktober 2011, konstelasi orbital 24 satelit dipulihkan, sehingga memungkinkan cakupan global secara penuh. Desain satelit GLONASS telah mengalami beberapa pembaharuan, dengan versi terbaru yang GLONASS­K.


1. Sejarah Glonass

1.1 Permulaan dan Desain

Satelit berbasis sistem navigasi radio pertama yang dikembangkan di Uni Soviet adalah Tsiklon, yang bertujuan untuk memberikan posisi yang lebih akurat pada kapal selam balistik. Antara 1967 dan 1978, 31 satelit Tsiklon diluncurkan.
Dari peluncuran itu, sayangnya terdapat masalah utama pada sistemnya. Ya, meskipun Tsiklon memiliki keakuratan yang bagus pada kapal stasioner atau lambat bergerak, namun dibutuhkan beberapa jam agar observasi dengan stasiun penerima bisa memperbaiki posisi, sehingga tidak dapat digunakan untuk banyak keperluan navigasi dan untuk pembinaan generasi baru rudal balistik.
Antara tahun 1968­1969, sistem navigasi baru, tidak hanya mendukung angkatan laut, tetapi juga udara, tanah dan bahkan ruang pasukan. Persyaratan formal diselesaikan pada tahun 1970; pada tahun 1976, pemerintah membuat keputusan untuk memulai pembangunan dari "Bersatu Ruang Sistem Navigasi GLONASS".
Tugas merancang GLONASS diberikan kepada sekelompok spesialis muda di NPO PM di kota Krasnoyarsk­26 (sekarang:Zheleznogorsk). Di bawah kepemimpinan Vladimir Cheremisin, mereka mengembangkan proposal yang berbeda, dari mana lembaga direktur Grigory Chernyavsky dipilih yang terakhir.
Pekerjaan itu selesai pada akhir tahun 1970; sistem ini terdiri dari 24 satelit yang beroperasi pada ketinggian 20.000 kilometer (12.000 mil) di orbit melingkar menengah. Ini akan dapat segera memperbaiki posisi stasiun penerima ini berdasarkan sinyal dari empat satelit, dan juga mengungkapkan kecepatan dan arah objek.
Satelit akan diluncurkan tiga pada waktu di angkat berat Proton roket. Karena jumlah besar satelit yang diperlukan untuk program ini, NPO PM didelegasikan pembuatan satelit untuk PO Polyot di Omsk, yang memiliki kemampuan produksi yang lebih baik.
Awalnya, GLONASS dirancang dengan ketepatan akurasi 65 meter (213 kaki), namun pada kenyataannya GLONASS justru memiliki akurasi 20 meter (66 kaki) untuk sinyal keperluan sipil dan 10 meter (33 kaki) untuk sinyal keperluan militer.
Generasi pertama satelit GLONASS adalah 7,8 meter (26 kaki), memiliki lebar 7,2 meter (24 kaki), diukur di panel surya mereka, dan massa dari 1.260 kilogram (2.780 lb).

1.2 Mencapai Konstelasi Orbital Penuh

Pada awal 1980­an, NPO PM menerima satelit prototipe pertama dari PO Polyot untuk tes tanah. Banyak bagian yang diproduksi dengan kualitas rendah sehingga membuat insinyur NPO PM harus melakukan redesain besar, yang berakibat ke penundaan. Tanggal 12 Oktober 1982, ditunjuklah tiga satelit: Kosmos­1413, Kosmos­1414, dan Kosmos-1415 diluncurkan atas sebuah roket Proton.
Karena hanya ada satu satelit GLONASS yang siap pada waktunya untuk peluncuran bukannya diharapkan tiga, diputuskan untuk memulai itu bersama dengan dua mock­up. Media Amerika Serikat melaporkan acara sebagai peluncuran satu satelit dan "dua benda rahasia." Untuk waktu yang lama, Amerika Serikat tidak bisa mengetahui sifat dari orang­orang "benda". The Telegraph Agency Uni Soviet (TASS) melakukan peluncuran tertutup yang menggambarkan GLONASS sebagai sistem "dibuat untuk menentukan posisi pesawat  penerbangan sipil, transportasi laut dan nelayan­kapal dari Uni Soviet".
Dari 1982 hingga April 1991, Uni Soviet berhasil meluncurkan total 43 satelit yang berhubungan dengan GLONASS ditambah lima satelit tes. Ketika Uni Soviet hancur pada tahun 1991, dua belas satelit GLONASS di dua pesawat operasional; cukup untuk memungkinkan penggunaan yang terbatas dari sistem (untuk menutupi seluruh wilayah Uni, 18 satelit akan diperlukan.)
Federasi Rusia mengambil alih kontrol dari konstelasi dan meneruskan perkembangannya. Pada tahun 1993, sistem yang sekarang terdiri dari 12 satelit, secara resmi dinyatakan operasional dan pada bulan Desember 1995 itu dibawa ke konstelasi beroperasi penuh 24 satelit.
Ini membawa ketepatan GLONASS setara dengan sistem GPS buatan Amerika Serikat, yang telah mencapai operasi penuh pаda tahun sebelumnya.

1.3 Krisis Ekonomi

Karena satelit generasi pertama dioperasikan untuk setiap tiga tahun, untuk menjaga sistem pada kapasitas penuh, dua peluncuran per tahun akan diperlukan untuk menjaga jaringan penuh 24 satelit. Namun, dalam masa sulit secara finansial dari 1989­1999, pendanaan program ruang angkasa dipotong oleh 80% dan Rusia akibatnya menemukan dirinya tidak mampu tingkat peluncuran ini.
Setelah dicapai lengkap pada bulan Desember 1995, tidak ada peluncuran lebih lanjut sampai Desember 1999. Akibatnya, konstelasi mencapai titik terendah darihanya enam satelit operasional pada tahun 2001. Sebagai awal untuk demiliterisasi, tanggung jawab program dipindahkan dari yang Departemen Pertahanan untuk badan antariksa sipil Rusia Roscosmos.

1.4 Upaya Baru dan Modernisasi

Pada tahun 2000­an, di bawah presiden Vladimir Putin, ekonomi Rusia pulih dan keuangan negara membaik. Putin sendiri mengambil minat khusus di GLONASS dan pemulihan sistem dibuat menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Untuk tujuan ini, pada Agustus 2001, Federal Target Program "Sistem Global Navigation" 2002­2011 (Keputusan Pemerintah No. 587) diluncurkan.
Program ini diberi anggaran dari $ 420.000.000 dan bertujuan memulihkan konstelasi penuh oleh 2.009. Pada tanggal 10 Desember 2003, desain satelit generasi kedua, GLONASS­M, diluncurkan untuk pertama kalinya. Itu massa sedikit lebih besar dari GLONASS awal, berdiri di 1.415 kilogram (3.120 lb), tapi itu tujuh tahun hidup, empat tahun lebih lama dari seumur hidup dari satelit GLONASS asli, penurunan tingkat penggantian yang diperlukan. Satelit baru juga memiliki akurasi yang lebih baik dan kemampuan untuk menyiarkan dua sinyal tambahan sipil.
Pada tahun 2006, Menteri Pertahanan Sergey Ivanov memerintahkan salah satu sinyal (dengan akurasi 30 meter (98 kaki)) harus dibuat tersedia untuk pengguna sipil. Putin, bagaimanapun, tidak puas dengan ini, dan menuntut agar seluruh sistem harus dibuat sepenuhnya tersedia untuk semua orang. Akibatnya, pada 18 Mei 2007, semua pembatasan dicabut. Keakuratan sebelumnya hanya militer sinyal dengan presisi 10 meter (33 kaki), sejak itu telah bebas tersedia untuk pengguna sipil.
Selama pertengahan dekade pertama abad ke­21, ekonomi Rusia meledak dan mengakibatkan peningkatan substansial dalam anggaran ruang negara. Pada tahun 2007, pembiayaan program GLONASS itu pun meningkat pesat; anggaran lebih dari dua kali lipat.
Sementara pada tahun 2006 GLONASS telah menerima $ 181.000.000 dari anggaran federal, pada tahun 2007 jumlah tersebut meningkat menjadi $ 380.000.000. Pada akhirnya, 140100000000 rubel ($ 4700000000) dihabiskan pada program 2001­2011, sehingga proyek
terbesar Roscosmos dan memakan sepertiga dari anggaran 2010 yang 84,5 miliar rubel. Untuk periode 2012­2020 320 miliar rubel ($ 10 miliar) dialokasikan untuk mendukung sistem.

1.5 Memulihkan Kapasitas Penuh

Pada bulan Juni 2008, sistem terdiri dari 16 satelit, 12 dari yang beroperasi penuh pada saat itu. Pada titik ini, Roscosmos bertujuan memiliki konstelasi penuh 24 satelit di orbit pada tahun 2010, satu tahun kemudian dari yang direncanakan sebelumnya. Pada bulan September 2008, Perdana Menteri Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit mengalokasikan tambahan 67 miliar rubel ($ 2600000000) untuk GLONASS dari anggaran federal.

1.6 Mempromosikan Penggunaan Komersial

Meskipun GLONASS konstelasi telah mencapai cakupan global, komersialisasi, terutama pengembangan segmen pengguna, telah kurang dibandingkan dengan GPS Amerika. Misalnya, komersial GLONASS perangkat navigasi buatan Rusia pertama untuk mobil, Glospace SGK­70 , diperkenalkan pada tahun 2007, tapi itu jauh lebih besar dan lebih mahal daripada penerima GPS yang sama. [8] Pada akhir 2010, hanya ada segelintir penerima GLONASS di pasar, dan beberapa dari mereka yang dimaksudkan untuk konsumen biasa. Untuk memperbaiki situasi, pemerintah Rusia telah secara aktifmempromosikan GLONASS untuk penggunaan sipil.
Untuk meningkatkan pengembangan segmen pengguna, pada tanggal 11 Agustus 2010, Sergei Ivanov mengumumkan rencana untuk memperkenalkan bea masuk 25% pada semua perangkat GPS berkemampuan, termasuk ponsel, kecuali mereka yang kompatibel dengan GLONASS. Pemerintah juga merencanakan untuk memaksa semua produsen mobil di Rusia untuk mendukung GLONASS mulai dari 2011. Ini akan mempengaruhi semua pembuat mobil, termasuk merek asing seperti Ford dan Toyota , yang memiliki mobil fasilitas perakitan di Rusia.
GPS dan baseband ponsel keripik dari vendor besar Qualcomm , Exynos dan Broadcom semua dukungan GLONASS dalam kombinasi dengan GPS. Pada bulan April 2011, Swedia Swepos jaringan nasional ­a dari stasiun referensi satelit yang menyediakan data posisi real­time dengan meter akurasi­menjadi yang pertama perusahaan asing diketahui menggunakan GLONASS.
Smartphone dan Tablet juga melihat pelaksanaan dukungan GLONASS pada 2011 dengan perangkat yang dirilis tahun itu dari Xiaomi Tech Company ( Xiaomi Phone 2 ), Sony Ericsson , Samsung ( Galaxy Note , Galaxy Note II , Galaxy SII , yang Google Nexus 10 pada akhir 2012), Asus , Apel ( iPhone 4S dan iPad Mini pada akhir 2012) dan HTC menambahkan dukungan untuk sistem yang memungkinkan peningkatan akurasi dan kunci pada kecepatan dalam kondisi sulit. [19] [20] [21] untuk daftar yang lebih lengkap dari smartphone lihat Daftar smartphone menggunakan GLONASS Navigasi dan untuk daftar yang lebih lengkap dari tablet melihat GLONASS teks di kolom GPS di Perbandingan komputer tablet .

1.7 Finishing Konstelasi

Tujuan Rusia finishing konstelasi tahun 2010 mengalami kemunduran ketika peluncuran Desember 2010 dari tiga satelit GLONASS­M gagal. The Proton­M roket itu sendiri dilakukan dengan sempurna, tapi tahap atas Blok D M3 (versi baru yang membuat penerbangan perdananya) penuh dengan terlalu banyak bahan bakar karena kegagalan sensor. Akibatnya, tahap atas dan tiga satelit jatuh ke Samudera Pasifik.
Kommersant memperkirakan bahwa kegagalan peluncuran biaya hingga $ 160 juta. Presiden Rusia Dmitry Medvedev memerintahkan audit penuh dari seluruh program dan penyelidikan kegagalan. Berikut kecelakaan itu, Roscosmos diaktifkan dua satelit cadangan dan memutuskan untuk membuat pertama ditingkatkan GLONASS­K satelit, yang akan diluncurkan pada bulan Februari 2011, bagian dari konstelasi operasional bukan terutama untuk pengujian sebagai awalnya direncanakan. Ini akan membawa jumlah total satelit untuk 23, memperoleh cakupan di seluruh dunia hampir selesai.
GLONASS­K 2 awalnya dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2013, namun pada 2012 diperkirakan tidak akan diluncurkan sampai 2015. Pada tahun 2010, Presiden Dmitry Medvedev memerintahkan pemerintah untuk menyiapkan program baru yang ditargetkan federal untuk GLONASS, yang meliputi tahun 2012­2020. Asli 2001 Program dijadwalkan akan berakhir pada tahun 2011.
Pada Juni 22, 2011, Roscosmos mengungkapkan bahwa badan tersebut sedang mencari pendanaan dari 402 miliar rubel ($ 14350000000) untuk program tersebut. Dana akan digunakan untuk menjaga konstelasi satelit, mengembangkan dan memelihara peta navigasi serta pada mensponsori teknologi tambahan untuk membuat GLONASS lebih menarik bagi pengguna.
Pada Oktober 2, 2011 satelit 24 dari sistem, GLONASS­M, berhasil diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk dan sekarang dalam pelayanan. [27] Hal ini membuat konstelasi GLONASS sepenuhnya pulih, untuk pertama kalinya sejak tahun 1996. Pada tanggal 5 November 2011 Proton­M penguat berhasil menempatkan tiga unit GLONASS­M di orbit final.
Pada hari Senin 28 November 2011, sebuah Soyuz roket, diluncurkan dari Kosmodrom Plesetsk Space Centre, menempatkan satelit GLONASS­M tunggal ke orbit dalam Pesawat 3. Pada tanggal 26 April 2013, satelit GLONASS­M tunggal disampaikan ke orbit oleh roket Soyuz dari Kosmodrom Plesetsk, memulihkan konstelasi 24 satelit operasional, minimum untuk menyediakan cakupan global.
Pada 2 Juli 2013 roket Proton­M, membawa 3 satelit GLONASS­M, jatuh saat lepas landas dari Baikonur Cosmodrome. Ini menyimpang dari jalur hanya setelah meninggalkan pad dan terjun ke hidung tanah pertama. Roket mempekerjakan DM­03 booster, untuk pertama kalinya sejak peluncuran pada Desember 2010, ketika kendaraan juga telah gagal, mengakibatkan hilangnya lain 3 satelit.
Namun, pada 2014, sementara sistem selesai dari sudut pandang teknis, sisi operasional masih belum ditutup oleh Departemen Pertahanan dan status formal masih "dalam pengembangan". Pada 7 Desember 2015, sistem secara resmi diumumkan selesai.


2. Sistem Satelit

Kontraktor utama dari program GLONASS adalah Reshetnev Information Satellite Systems (sebelumnya disebut NPO-PM). Perusahaan yang terletak di Zheleznogorsk, adalah desainer dari semua satelit GLONASS, bekerja sama dengan Institute for Space Device Engineering (an Russian Institute of Radio Navigation and Time. Produksi berkala satelit dilakukan oleh perusahaan Polyot PC di Omsk.
Selama tiga dekade pengembangan, desain satelit telah melalui banyak perbaikan, dan dapat dibagi menjadi tiga generasi: GLONASS yang asli (sejak 1982), GLONASS-M (sejak 2003), dan GLONASS-K (sejak 2011). Setiap satelit GLONASS memiliki desain GRAU 11F654, dan masing-masing juga memiliki desain militer “Cosmos-NNNN”.

2.1 Generasi Pertama

Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) kesemuanya 3 sumbu yang stabil, umumnya memiliki berat 1.250 kg dan dilengkapi dengan sistem propulsi sederhana untuk memungkinkan relokasi dalam konstelasi. Seiring waktu, dilakukan pengembangan menjadi Blok IIa, IIb, dan IIV, dengan pengembangan setiap blok evolusioner. Enam satelit Blok Iia diluncurkan di 1985-1986 dengan standar waktu dan frekuensi yang lebih baik dari prototype, dan stabilitas frekuensi yang meningkat.Satelit-satelit ini juga menunjukkan umur hidup rata-rata 16 bulan operasional.Satelit Blok Iib dengan desain 2 tahun masa hidup, muncul pada tahun 1987, dimana total 12 satelit diluncurkan, tapi setengah dari jumlah itu hancur dalam kecelakaan kendaraan peluncuran. Enam satelit yang berhasil mencapai orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir 22 bulan.
Blok IIV adalah yang paling produktif dari generasi pertama.Digunakan
secara eksklusif 1988-2000 dan terus dimasukkan dalam peluncuran sampai 2005, total 25 satelit diluncurkan.Didesain untuk hidup selama tiga tahun, namun berbagai satelit melebihi tiga tahun, dengan satu model yang hidup sampai 68 bulan. Satelit Blok II yang biasanya diluncurkan tiga buah pada satu waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.Satu-satunya pengecualian adalah ketika pada dua peluncuran, sebuah satelit reflektor geodetik Etalon diganti oleh sebuah satelit GLONASS.

2.2 Generasi Kedua

Generasi kedua dari satelit, yang dikenal sebagai Glonass-M,ndikembangkan awal tahun 1990 dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2003.Satelit ini memiliki masa hidup tujuh tahun dan berat sekitar 1.480 kg.Ukuran satelit adalah sekitar 2,4 m(7 ft 10 in) dengan diameter 3,7 m(12 kaki) tinggi, dengan rentang panel surya 7,2 m(24 kaki) untuk kemampuan pembangkit tenaga listrik sebesar 1600 watt pada saat peluncuran. Struktur payload belakang menjadi tempat 12 antena utama untuk transmisi Lband. Reflektor laser sudut kubus juga dilakukan untuk membantu dalam penentuan orbit yang tepat dan penelitian geodesi. Satelit ini juga menggunakan jam atom Cesium. Total sebanyak 14 satelit generasi kedua diluncurkan sampai akhir 2007.Seperti generasi sebelumnya, satelit-satelit generasi kedua diluncurkan sejumlah tiga satelit sekali waktu menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.

2.4 Generasi Ketiga

GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu pada segi bobot.Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan dibandingkan bobot satelit GLONASS-M yang sekitar 1450kg.Satelit ini memiliki masa hidup operasional 10 tahun. Satelit generasi ketiga mengirimkan sinyal navigasi yang lebih banyak untuk meningkatkan akurasi sistem, termasuk sinyal CDMA baru pada band L3 dan band L5 yang akan menggunakan modulasi mirip dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass. Satelit GLONASS generasi ini dipersenjatai peralatan yang canggih yang dibuat dari komponen-komponen dari Rusia yang akan membuat akurasi GLONASS meningkat dua kali lipat. Seperti halnya dengan satelit sebelumnya, GLONASS-K adalah 3-sumbu yang stabil dengan panel surya ganda.Satelit GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada 26 Februari 2011. Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat diluncurkan berpasangan dari lokasi peluncuran Kosmodrom Plesetsk dengan menggunakan biaya jauh lebih rendah Soyuz-2.1b boostersatau enam satelit pada sekali waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Briz-M.


3. Sistem Receiver

Dari jenis data yang dikirim atau direkam, satelit GLONASS mengirimkan dua jenis sinyal, yaitu sinyal Standard Precission (SP) dan sinyal High Precission(HP). Sinyal menggunakan pengkodean DSSS dan modulasi Binary Phase-Shift Keying (BPSK) yang sama seperti pada sinyal GPS. Semua satelit GLONASS mengirimkan kode yang sama seperti sinyal SP mereka, namun setiap pengiriman dilakukan pada frekuensi yang berbeda menggunakan 15-kanal berteknik Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang mencakup kedua sisi baik dari 1602,0 MHz, yang dikenal sebagai band L1. Pusat frekuensi adalah 1602 MHz + n × 0.5625 MHz, dimana n adalah nomor saluran frekuensi satelit (n = -7, -6, -5, …0, …, 6, sebelumnya n = 0, .. , 13). Sinyal yang ditransmisikan dalam kerucut 38 °,dengan menggunakan polarisasi melingkar tangan kanan, pada EIRP antara 25 hingga 27 dBW (316-500 watt). Perhatikan bahwa konstelasi 24 satelit diakomodasi dengan hanya 15 saluran dengan menggunakan kanal frekuensi yang sama untuk mendukung pasangan satelit antipodal (sisi berlawanan dari planet di orbit). Sinyal HP (L2) disiarkan di fase quadrature dengan sinyal SP, berbagi gelombang pembawa sama dengan sinyal SP, tetapi dengan bandwidth yang sepuluh kali lebih tinggi dari sinyal SP. Sinyal L2 menggunakan FDMA sama dengan sinyal band L1, tetapi mengirimkan membelakangi 1246 MHz dengan frekuensi pusat ditentukan oleh persamaan 1246 MHz + n × 0,4375 MHz, dimana n mencakup kisaran yang sama seperti untuk L1. Pada efisiensi puncak, sinyal SP menawarkan akurasi posisi horisontal dalam 5-10 meter, posisi vertikal dalam 15 meter, mengukur vektor kecepatan jarak 10 cm / detik, dan waktu dalam 200 ns, semua didasarkan pada pengukuran dari empat generasi pertama satelit secara bersamaan; satelit baru seperti GLONASS-M memperbaiki ini. Sinyal HP yang lebih akurat yang tersedia untuk pengguna yang
berwenang, seperti Militer Rusia. Saat ini, sinyal referensi sipil tambahan disiarkan di band L2 dengan kode SP identik dengan sinyal band L1. Ini tersedia dari semua satelit di konstelasi saat ini, kecuali satelit bernomor 795. GLONASS menggunakan datum koordinat bernama “PZ-90”, di mana lokasi yang tepat dari Kutub Utara diberikan sebagai rata-rata posisinya 1900-1905.Hal ini berbeda dengan datum koordinat GPS, WGS 84, yang menggunakan lokasi Kutub Utara pada tahun 1984. Pada tanggal 17 September 2007, datum PZ-90 telah diperbarui agar berbeda dari WGS 84 kurang dari 40 cm (16 in) dalam arah tertentu. Merk receiver GLONASS sangat beraneka ragam, seperti Septentrio, Topcon, JAVAD, Magellan Navigation, Novatel, Leica Geosystems, Trimble Inc, dan lain-lain.


4. Sistem Kontrol

Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS.Segmen sistem kontrol terdiri dari System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa stasiun Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang
terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia. Segmen Kontrol Darat melakukan tugas sebagai berikut:

  • Pemantauan orbit konstelasi
  • Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
  • Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi khusus

Agar operasional sistem navigasi satelit menjadi normal, sangat penting untuk menyinkronkan semua proses yang terjadi selama operasi sistem. Artinya, proses ini akan berlangsung pada skala waktu yang tunggal. Untuk memenuhi persyaratan ini, Synchronization System yang memuat Central Synchronizer yang merupakan sebuah stasioner standar frekuensi hidrogen ultra-stabil, yang digunakan sebagai dasar untuk skala waktu GLONASS.Semua skala waktu pada satelit disinkronisasi dengan skala waktu sistem.Central Synchronizer disinkronisasikan dengan Waktu Negara dan Referensi Frekuensi, yang terletak di Mendeleev (wilayah Moskow). Penyebaran dan pemeliharaan orbital konstelasi dilakukan oleh dua roket sistem ruang angkasa, satu berdasarkan peluncur “Proton” dan satu lainnya berdasarkan peluncur “Soyuz”. Setiap sistem roket ruang meliputi:

  • Sistem peluncur
  • Sistem booster
  • Sistem satelit


5. Layanan Glonass

Dua layanan yang tersedia dari GLONASS:
  • SPS: The Standard Positioning Service (atau Standard Akurasi layanan Signal) adalah layanan terbuka, gratis bagi pengguna di seluruh dunia. Sinyal navigasi awalnya disediakan hanya pada pita G1 frekuensi, tetapi dari tahun 2004 pada baru GLONASS-M mentransmisikan juga sinyal sipil kedua di G2.
  • PPS: The Positioning Service Precise (atau layanan Signal Akurasi Tinggi) dibatasi untuk pengguna militer dan resmi. Dua sinyal navigasi yang disediakan dalam band G1 dua frekuensi dan G2.




Daftar Pustaka:
  1. http://www.navipedia.net/index.php/GLONASS_General_Introduction
  2. www.novatel.com/an-introduction-to-gnss/chapter-3-satellite-systems/glonass/
  3.  http://www.academia.edu/8313251/Tugas_1_GNSS
  4. http://homefage.blogspot.co.id/2016/08/apa-itu-glonnas-artinya.html


Baca SelengkapnyaGLONASS